Selamat datang di duniaku

Rabu, 28 Desember 2011

Model Perencanaan Bela H. Banathy

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan banyak sekali masalah yang sering kita jumpai baik dalam rana materi ataupun prakteknya. Salah satunya yakni masalah perencanaan pembelajaran, perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat tujuan. Karena itu, ia harus dipersiapkan secara cermat. Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik, serta fasilitas lain yang dibutuhkan yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses memahami beragam dokumen normatif (Permen 22, 23, 24, lainnya) dan alternatif (buku teks atau sumber lain) serta realitas kontekstual (siswa dan kebutuhannya), dan selanjutnya mewujudkan hasil pemahaman itu menjadi dokumen aplikatif (silabus dan RPP) yang siap dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah.Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (pasal 20 PP 19/2005).Kegiatan pembelajaran harus direncanakan guru bersama peserta didik. Berikut ini gambaran kerangka kerja dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan segitiga kurikulum.
Isi – Proses – Lingkungan

Isi artinya topik apa yang terdapat dalam kurikulum yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan kelas berdasarkan pada latar belakang, kemampuan, dan keragaman peserta didik.

Proses adalah bagaimana isi kurikulum itu diajarkan, dengan memanfaatkan berbagai metode dan sumber belajar yang didasarkan pada cara belajar peserta didik agar dapat terpenuhi kebutuhan pembelajarannya.

Lingkungan yaitu penggunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan psiko-sosial peserta didik. Peserta didik dapat belajar dengan baik jika mereka kreatif, aktif, dan kegiatannya berdasarkan pada pengalaman peserta didik. Guru yang mengetahui dan memahami keadaan ini dapat dengan mudah memasukkannya ke dalam perencanaan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Agar makalah sesuai dengan judul maka disini penulis memberikan beberapa perumusan masalah antara lain:
1. Apa pengertian model perencanaan Bela H. Banathy?
2. Apa kelebihan dan kekurangan model perencanaan Bela H. Banathy?
3. Bagaimana Aplikasi model perencanaan Bela H. Banathy?

C. Tujuan
Tujuan dari makalh ii di buat antara lain:
1. Mengetahui Apa pengertian model perencanaan Bela H. Banathy.
2. Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan model perencanaan Bela H. Banathy
3. Mengetahui bagaimana aplikasi model perencanaan Bela H. Banathy














BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Perencanaan Bela H. Banathy
Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Model pengembangan system pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan system pembelajaran terdiri dari 6 jenis kegiatan. Model desain ini bertitik tolak dari pendekatan system (system approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pada langkah terakhir para pengembang diharapkan dapat melakukan perubahan dan perbaikan sehingga tercipta suatu desain yang diinginkan. Model ini tampaknya hanya diperuntukan bagi guru-guru di sekolah, mereka cukup dengan merumuskan tujuan pembelajaran khusus dengan mengacu pada tujuan pembelajaran umum yang telah disiapkan dalam system.
Komponen-komponen tersebut menjadi dan merupakan acuan dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan, sebagai berikut :
1. Merumuskan tujuan (formulate objectives)
2. Mengembangkan tes (develop test)
3. Menganalisis tugas belajara (analyzing learning task)
4. Mendesain sistem pembelajaran (design system)
5. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output)
6. Melakukan perubahan untuk perbaikan (change to improve)
Komponen-komponen/ langkah-langkah pengemabngan tersebut di uraikan lebih lanjut di sub bab nomer 3.
B. Kelebihan dan Kekurangan Model Perencanaan Bela H. Banathy
Setiap model pembelajar pasti ada kelebihan dan kelemahan masing masing. Dalam modelpembelajaran ini kelompok kami menyimpulkan beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
1. Kelebihan
Model Bela H. Banathy ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut :
a. Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang lebih spesifik, yang merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai peserta didik.
b. Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai Hal ini dilakukan agar setiap tujuan yang dirumuskan tersedia alat untuk menilai keberhasilannya.
c. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni merumuskan apa yang harus dipelajari (kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar). Kemampuan awal siswa harus dianalaisis atau dinilai agar mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah mereka kuasai.
d. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi. Jadi model ini didasarkan pada hasil test peserta didik.
e. Langkah – langkahnya yang hanya sedikit sehingga kita bisa lebih efektif untuk membuatnya.
2. Kelemahan
Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model perencanaan Bela H. Banathy ini antara lain:
a. Sedikit langkah sehingga di khawatirkan akan tidak effesien.
b. Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh anak didik sehingga mengabaikan materi yang sudah di pelajari yang bisa lupa apabila tidak pernah di kaji ulang.
C. Implementasi Langkah - Langkah Model Perencanaan Bela H. Banathy
Dalam bab I tadi sudah di terangkan bahwa dalam model Bela H.Banathy ini ada enam langkah. Langkah-langkah Pengembangan desain pembelajaran dilakukan melalui 6 langkah pengembangan sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan (formulate objectives)
Langkah pertama inimerupakan sesuatu pernyataan yang menyatakan apa yang kita harapkan dari mahasiswa untuk dikerjakan, diketahui, dan dirasakan sebagai hasil dari pengalaman belajarnya.

2. Mengembangkan tes (develop test)
Dalam langkah ini dikembangkan suatu tes yang didasarkan atas tujuan yang diinginkan dan digunakan untuk mengetahui kemampuan yang diharapkan dicapai sebagai hasil dari pengalaman belajarnya.
3. Menganalisis tugas belajar (analyzing learning task)
Dalam langkah ini dirumuskan apa yang harus dipelajari sehingga dapat menunjukan tingkah laku seperti yang digambarkan dalam tujuan yang telah dirumuskan. Dalam kegiatan ini, kemampuan awal mahasiswa harus juga dianalisis atau dinilai karena mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah mereka ketahui atau kuasai.
4. Mendesain sistem pembelajaran (design system)
Dalam langkah ini ditetapkan jadwal dan tempat pelaksanaan dari masing- masing komponen instruksional. Seluruh komponen instruksional yang telah dirumuskan perlu ditetapkan sebagai suatu sistem pengajaran. Setelah itu perlu dipertimbangkan alternatif – alternatif dan identifikasi apa yang harus dikerjakan untuk menjamin bahwa mahasiswa akan menguasai kegiatan –kegiatan yang telah dianalisis pada langkah ketiga ( hal ini di sebut oleh Banathy dengan istilah “Function analysis”). Juga perlu ditentukan siapa atau apa yang mempunyai potensi paling baik untuk mencapai fungsi – fungsi tersebut (disebutnya “component analysis”). Perlu ditentukan pula kapan dan dimana fungsi – fungsi tersebut harus dilaksanakan(disebut “design of the system”).
5. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test out put)
Dalam langkah ini, sistem yang sudah di desain, sekarang dapat di uji cobakan atauo di tes dan dilaksanakan atau dikerjakan mahasiswa sebagai hasil implementasi sistem, harus dinilai agar dapat diketahui seberapa jauh mereka telah menunjukan tingkah laku seperti yang dimaksudkan dalam rumusan tujuan.
6. Mengadakan perbaikan (change to improve)
Hasil – hasil yang diperoleh dari evaluasi kemudian merupakan umpan balik (feed back) untuk keseluruhan sistem sehingga perubahan – perubahan, jika diperlukan, dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem intruksional.
Kendatipun 6 komponen tersebut tampaknya sangat sederhana, namun untuk mengembangkan rancangan system pembelajaran model ini memerlukan kemampuan akademik yang cukup tinggi serta pengalaman yang memadai serta wawasan yang luas. Selain dari itu, proses pengemabnagan suatu system menuntut partisipasi pihak-pihak terkait, seperti kepala sekolah, administrator, supervisor dan kelompok guru, sehingga rancangan kurikulum yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di sekolah dan dapat diterapkan dalam system sekolah.
Untuk lebih jelasnya bagaimana implementasi langkah – langkah model perencanaan Bela H. Banathy lihat gambar bagan berikut.
Pengembangan Sistem Model Perencanaan Bela H. Banathy













Garis umpan balik
Banner bertanda panah menunjukkan arahproses pengembangan perencanaan sistem pembelajaran, sedangkan garis panahyang bertanda putus-putus menunjukkan garis umpan balik.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan pembahasan di atas tadi penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain:
1. Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
2. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada model perencanaan ini.
o Kelebihan
a. Menganalisis dan merumuskan tujuan instruksional dengan lebih spesifik.
b. Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
c. Menganalisis kemampuan awal siswa.
d. Mengadakan hasil perbaikan berdasarkan hasil evaluasi.
e. Terdiri hanya beberapa langkah, sehingga bisa melakukan perencanaan dengan efektif.
o Kelemahan
a. Sedikit langkah sehingga di khawatirkan akan tidak effesien.
b. Model cenderung fokus pada materi yang belum di kuasai oleh peserta didik.
3. Dalam model perencanaan ini ada beberapa langkah – langkah yang harus di kerjakan antara lain:
a. Merumuskan tujuan (formulate objectives).
b. Mengembangkan tes (develop test).
c. Menganalisis tugas belajara (analyzing learning task).
d. Mendesain sistem pembelajaran (design system).
e. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output).
f. Melakukan perubahan untuk perbaikan (change to improve).

DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, Drs.1997. Perencanaan Pengajaran . Jakarta : P.T Rineka Cipta
Mudhoffir, Drs.1996 . Teknologi Intruksional .Bandung: Rosdakarya Offset

Tidak ada komentar:

Posting Komentar