Selamat datang di duniaku

Sabtu, 08 Desember 2012

Bab Peluang kejadian


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Peluang
Peluang digunakan untuk menyatakan atau memperkirakan suatu kejadian yang akan berlangsung.
Percobaan adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat diulang dengan keadaan yang sama untuk memperoleh hasil tertentu
1.     Peluang suatu kejadian
a.     Kejadian sederhana
Misalkan, kartu yang terambil bergambar hati. Kejadian muncul kartu bergambar hati pada pengambilan tersebut di-namakan kejadian sederhana karena muncul kartu bergambar
hati pasti berwarna merah. Lain halnya jika kartu yang terambil berwarna merah. Ke
jadian muncul kartu berwarna merah dinamakan kejadian bukan sederhana karena muncul
kartu berwarna merah belum tentu bergambar hati, tetapi mungkin bergambar diamond.
b.     Ruang Sampel
Jika sekeping uang logam ditos, akan muncul muka angka (A) atau muka gambar (G). Pada pengetosan tersebut {A,G} dinamakan ruang sampel. Jika sebuah dadu ditos, ruang sampelnya adalah {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Sehingga didapat bahwa Ruang sampel merupakan himpunan dari semua hasil percobaan atau himpunan semua titik sampel yang dinotasikan dengan S.
c.      Titik sampel
Jika sekeping uang logam ditos, akan muncul muka angka (A) atau muka gambar (G). Pada pengetosan tersebut A dan G dinamakan titik sampel, Jika sebuah dadu ditos, titik  merupakan anggota-anggota dalam ruang sampel.
d.     Peluang suatu kejadian
Peluang terjadinya kejadian A dirumuskan sebagai P (A) =  
Dengan :          P(A) = peluang terjadinya kejadian A
              n(A) = banyak anggotakejadian A
              n(S) = banyak anggota ruang sampel
contoh :
pada pelemparan sebuah dadu, tentukan peluang munculnya mata dadu ganjil !
jawab :
S             = { 1,2,3,4,5,6} jadi n(S) = 6
A  = kejadian muncul mata dadu ganjil = {1,3,5}
n(A) = 3
sehingga P (A) =   =

2.     Kisaran nilai peluang
Rentang atau kisaran nilai peluang {P(A)} terletak pada 0 ≤P(A) ≤1, dengan ketentuan bahwa;
jika P(A) = 0 , maka kejadian A tidak mungkin terjadi (mustahil)
jika P(A) = 1, maka kejadian A merupakan kejadian yang pasti terjadi

3.     Frekuensi harapan suatu kejadian
Jika kejadian A dapat terjadi dengan k cara dari n cara, maka nilai kemungkinan (probabilitas) terjadinya kejadian A yang dinotasikan P(A) adalah:
P(A) =
K= n x P(A)
 


Atau
Jika dikaitkan dengan ruang sampel, maka peluang kejadian A dapat dinyatakan sebagai P(A) =  ,dengan:
P(A) adalah peluang kejadian A
n(A) adalah banyak anggota dalam kejadian A
n(S) adalah banyak anggota ruang sampel


contoh :
dua dadu dilempar bersama 72 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya mata dadu berjumlah 5 !
jawab :
n (S) = 36
A      = kejadian muncul mata dadu berjumlah 5
        = {(1,4);(4,1);(2,3);(3,2)}
n(A)  = 4
sehingga P(A) =
frekuensi harapan kejadian A = P(A). N =   . 72 = 8
4.     Peluang komplemen suatu kejadian
Peluang komplemen suatu kejadian merupakan merupakan peluang dari suatu kejadian yang menjadi lawan atau kebalikan dari kejadian yang ada.
Misal : A = muncul mata dadu bilangan genap
                 maka Ac adalah kejadian bukan A
dengan mendasarkan diri pada kisaran nilai peluang maka dapat ditarik hubungan P (Ac ) = 1 – P(A)
          contoh :
          dua mata uang logam dilempar satu kali, tentukan peluang muncul :
a.     Minimal satu gambar                   b. tidak ada gambar muncul                                                       
Penyelesaian :
Dari 2 mata uang logam dilempar satu kali : n(S) = 4
a.     A = minimal muncul satu gambar → n(A) = 3 sehingga P(A) =
b.     Tidak ada yang muncul (Ac)
P (Ac ) = 1 – P(A) = 1 -  =
B.   PELUANG KEJADIAN MAJEMUK
Peluang kejadian majemuk merupakan peluang serentetan kejadian yang berbeda akan tetapi diminta terjadi dalam waktu yang bersamaan. Peluang kejadian majemuk dikelompokkan menjadi 3 bagian.
1.     KEJADIAN SALING LEPAS/ASING
Kejadian A dan B disebut saling lepas jika A dan B tidak dapat terjadi bersama-sama. Dengan kata lain, dua kejadian A dan B saling lepas jika A dan B tidak mempunyai titik sampel persekutuan, sehingga A  =  maka P (A  B) = 0, jika A dan B dua kejadian yang saling lepas maka : P ( A  B) = P (A) + P (B)
Contoh soal :
Pada percobaan melemparkan dua buah dadu. Tentukan peluang muncul mata dadu berjumlah 6 atau 10
Penyelesaian :
n (S) = 36                           n(+6)= 5, yaitu : (1,5); (2,4); (3,3); (4,2); (5,1)
                                  n(+10)= 3, yaitu : (4,6); (5,5);(6,4)
maka P(+6  +10) = P(+6) + P(+10) =  +  =

2.     KEJADIAN SALING BEBAS
Dua kejadian dikatakan saling bebas jika terjadinya ( atau tidak terjadinya ) kejadian yang satu tidak mempengaruhi terjadinya ( atau tidak terjadinya ) kejadian yang lain.
Jika A dan B dua kejadian yang saling bebas maka, P (A  B ) =  P(A) . P (B )
Contoh soal :
Pada percobaan melemparkan sekeping uang logam sebanyak 3 kali.
A adalah kejadian muncul gambar (G ) pada lemparan pertama.
B adalah kejadian muncul gambar ( G ) pada lemparan kedua.
C adalah kejadian muncul dua gambar (G ) berturut – turut.
Tentukan peluang dari : a. P (A B)
                                b. P (A C)
Penyelesaian :
S =  {(A,A,A) ; (A,A,G); (A,G,A); (G,A,A);(A,G,G); (G,A,G);( G,G,A);(G,G,G)}
n(S) = 8 
A = {(G,A,A);(G,A,G); (G,G,A);(G,G,G)} → n (A) = 4 maka P(A) =
B =  {(G,G,A);(G,G,G);(A,G,G); (A,G,A)}  n (B) = 4 maka P(B) =
C = {(G,G,A); (A,G,G)}                  n (C) = 2 maka P(C) =
A  B = {(G,G,G); (G,G,A)}       → n (A ) = 2
A C = {(G,G,A)}             n ( A C ) = 1
B C = {(G,G,A); ( A,G,G)}       → n ( B C ) = 2
a.     P( A B) =  =  = P(A).P(B) → A dan B saling bebas
b.     P (A C) =  =  = P(A).P(C) → A dan C saling bebas


3.     KEJADIAN BERSYARAT (KONDISIONAL)
Jika  Adan B  kejadian dalam ruang sempel S dengan P(B) , maka peluang bersyarat kejadian A dengan syarat B, dinyatakan :         
P( )=  
Contoh soal:
Pada percobaan melempar dadu (merah dan putih) satu kali. Jika ditentukan jumlah mata dadu sebanyak-banyaknya lima atau diberi notasi m+p ≤ 5, tentukan peluang bahwa mata dadu merah menunjukkan 2 atau m=2

Penyelesaian :
B= kejadian m+p ≤ 5 = {(1,1);(1,2);(1,3);(1,4);(2,1);(2,2);(2,3);(3,1);(3,2);(4,1)}
n(B) = 10 maka P(B) =
A = kejadian m=2 = {(2,1);(2,2);(2,3);(2,4);(2,5);(2,6)} →n(A) = 6 maka P(A)=
A B = {(2,1);(2,2);(2,3)} → n( A B) = 3 maka P( A B) =
Jadi P(A/B) =  =

Tidak ada komentar:

Posting Komentar