Selamat datang di duniaku

Selasa, 10 Januari 2012

Masyumi (Majlis Syuro Muslimin Indonesia)



Masyumi (Majlis Syuro Muslimin Indonesia)
v    Organisasi ini awalnya hanya diberikan kepada Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah saja, karena NU dan Muhammadiyah pendukungnya sangatlah banyak, sehingga organisasi ini memiliki keanggotaan yang meyakinkan diseluruh pulau Jawa, selain itu hal ini karena organisasi Masyumi merupakan kenyataan persetujuan kerja antara Muhammadiyah dan NU, bukan suatu fusi paksaan antara Islam Modernis dan tradisonal. Dengan adanya organisasi ini, untuk mendukung organisasi yang bari ini, penguasa militer membentuk aparat pengendali rakyat pedesaan (Tonari Gumi atau rukun Tetangga). Agar rencana Jepang ini tercapai, maka ia memalingkan mukanya kepada priyayi-priyayi kelas bawah dan kepada kepala-kepala desa terpilih yang menjadi kepala Tonari di Pulau Jawa. Sehingga disatu pihak rencana ini menjadikan pentingnya elite priyayi, namun dipihak lain hal ini secara serentak mewajibkan anggota-anggotanya atau rakyatnya untuk selalu tunduk atas segala perintah atau peraturan-peraturan yang ada.
Lama kelamaan Jepang takut dengan adanya pembangkangan dari Ulama Indonesia, sehingga ia menyuruh agar memberi serta menekankan metode-metode pembelajaran jepang di Indonesia. Selain itu ia juga mengumpulkan guru-guru dan mengungkapkan perguncingan-perguncingan penuh pemusuhan dikalangan penduduk serta menambah peringatan keras terhadap perbuatan atau kesalahan di dalam tugas-tugasnya dalam membimbing kaum muda.
Di akhir Januari, jepang memberi kebebasan para pemimpin agama dari kontrol langsung para pejabat pemerintahan, mereka tidak perlu lagi minta izin untuk melakukan kegiatan-kegiatan rutin agama Islam atau untuk pertemuan agama yang dibuat untuk menyebarluaskan kebijaksanaan pemerintah Jepang. Namun kesempatan ini dimanfaatkan Indonesia sebagai langkah awal untuk memenuhi tuntutan Islam yang sudah sejak lama yaitu kemerdekaan. Hal ini menimbulkan kekawatiran pihak Jepang. Disamping itu ketidakpuasan petani terhadap Jepang yang meminta sumbangan beras secara paksa akan membara dan meledak dalam bentuk pemberontakan terbuka.
v    Tiga puluh bulan telah berlalu, namun Jepang tiada memberi kesempatan Indonesia untuk merdeka. Meskipun demikian, pemerintahan Jepang telah membawa perubahan penting. Ia menyetarakan kelompok-kelompok politik Islam dengan politik Jepang.jepang memberikan makna penting, yang pertama pemerintahan Dai Nippon dijadikan katalisator dalam menghancurkan rintangan tradisional penghambat pertumbuhan social yang dinamis, dan yang kedua, politik Jepang sebagian memberikan arah baru terhadap perkembangan social politik.
Perdana menteri Koiso pada tanggal 7 September 1944, memberikan janji kemerdekaan untuk Indonesia. Sebelas bulan terakhir masa Jepang di Jawa bisa dibagi dalam dua periode, yang pertama dari September sampai Januari dan yang kedua dari Maret sampai Agustus 1945. Menjelang perkembangan-perkembangan baru, gerakan Islam mencapai hasil-hasil yang besar.   
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar