1) memahami anak usia praa remaja
v
MASA
PRA REMAJA
·
Usia Pra Remaja merupakan masa peralihan antara masa ANAK
dan masa DEWASA yang berlangsung kira-kira usia 12 tahun sampai 16 tahun
·
Remaja sendiri mempunyai arti “TUMBUH” atau “
TUMBUH MENJADI DEWASA”.
v
PROBLEMATIKA
·
Masalah yang kerapkali terjadi adalah perbedaan
keinginan dan pemikiran antara ORANG TUA dan ANAK.
·
Orangtua cenderung menuntut anaknya mengikuti
semua keinginan dan kerapkali menganggap sang anak masih terlalu kecil untuk
memahami segala sesuatu yang ada disekitarnya.
·
Bagi orangtua/guru masalah besar apabila
mendapati anaknya yang kerap kali TIDAK MEMILIKI KESEPAHAMAN dengan KEINGINAN
orangtua/guru.
·
Orangtua lebih cenderung MEMAKSAKAN keinginan
mereka dan sang anak cenderung BERSIKAP TEGAS pada pendiriannya apabila
keinginan yang dimaksud tak dapat mereka penuhi.
v
Karakteristik Pra Remaja –
Usia 12 tahun
Usia 12 tahun
·
Mulai bersikap kritis
·
Rasa setia kawan yang kuat terhadap kelompoknya.
·
Cepat lelah dalam berkomunikasi dan jangka waktu
perhatian berubah- ubah, bisa
lama bisa juga sebentar.
v
Karakteristik Pra Remaja –
Usia 13 tahun
Usia 13 tahun
·
Perhatian dapat berlangsung lama
·
Penyesuaian diri sudah lebih baik.
·
Lebih spontan dan antusias.
·
Pola berpikir sudah lebih abstrak, misalnya
mengenai hukum, keadilan, kebenaran dan kejujuran.
v
Karakteristik Pra Remaja –
Usia 14/15 tahun
Usia 14/15 tahun
·
Kematangan dalam organ sex
·
Pertumbuhan sangat cepat, sehingga tampak kurang
proporsional dan anak menjadi cepat lelah, sehingga menjadi emosional (sering
marah-marah tanpa sebab, nervous, gelisah)
·
Fase negatif (perilakunya), sehingga menjadi
kurang minat dengan teman, menarik diri, lebih banyak menyendiri.
·
Prestasi di sekolah menurun, menjadi malas.
·
Mudah bosan terhadap waktu maupun situasi dan
mengekspresikannya dengan kata-kata kasar.
·
Sering terjadi pertentangan baik dengan
OT/Saudara/lingkunga.
v
Ciri
Psikologis Umum
Usia Pra Remaja
Usia Pra Remaja
·
Menolak tokoh otoriter.
·
Sangat emosional, cepat marah dan berontak serta senang pada pertarungan.
·
Sikap kasar atau benci pada jenis kelamin yang
berlawanan.
·
Kehilangan kepercayaan diri karena kekhawatiran
pada ketidak mampuannya dalam mengadakan hubungan sosial ataupun pribadi.
v
Contoh Kenakalan Remaja
·
Berbohong
·
Pergi keluar rumah tanpa pamit
·
Keluyuran
·
Begadang
·
Membolos sekolah
·
Berkelahi dengan teman
·
Berkelahi antar sekolah
·
Merokok
·
Membaca buku porno
·
Melihat gambar porno
·
Menonton film porno
·
Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM
·
Kebut-kebutan/mengebut
·
Minum-minuman keras
·
Kumpul kebo
·
Hubungan sex diluar nikah
·
Mencuri
·
Mencopet
·
Menodong
·
Menggugurkan Kandungan
·
Memperkosa
·
Berjudi
·
Menyalahgunakan narkotika
·
Membunuh
v
PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
·
Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
·
1.
Terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.2. Tercapainya
identitas peran.
v
Faktor Eksternal
·
Keluarga
·
- perceraian orangtua
·
-
tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga.
·
-
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu
·
-
pendidikan yang salah di keluarga, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan
agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
·
Teman sebaya yang kurang baik
·
Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang
kurang baik.
·
Membentuk gank yang mengutamakan perbuatan kekerasan
sebagai cara untuk mendapatkan atau meningkatkan status.
v
CURHAT
ANAK :“Aku ingin orang tuaku...”
·
“Bisa
memahami dan Mengerti Aku”
·
Dengan mengetahui dan
memahami karakteristik usia remaja setidaknya orangtua/guru dapat lebih bersikap TERBUKA dalam
berkomunikasi dengan anak dalam mengungkapkan maksud dan tujuan serta
keinginan-keinginan, sediakan WAKTU untuk sekedar BERBAGI PENGALAMAN dan
DISKUSI KECIL atas masalah-masalah yang terjadi pada hari itu juga.
·
“Mau
Mendukungku”
·
Beri DUKUNGAN atas apa
yang mereka utarakan dan berusaha bersikap EMPATI serta BERPIKIR POSITIF pada TUJUAN dari apa yang menjadi keinginan mereka
yang mereka utarakan dan berusaha bersikap EMPATI serta BERPIKIR POSITIF pada TUJUAN dari apa yang menjadi keinginan mereka
·
“Dan
selalu menyayangi dan perhatian padaku”
·
Kasih sayang dan
Kepedulian dari orangtua/guru akan menjadikan anak NYAMAN dan siap melangkah ke
perkembangan selanjutnya yaitu menjadi REMAJA DEWASA yang MATANG secara MENTAL
& EMOSI
·
Apabila beberapa hal tersebut sudah diperoleh
niscaya anak akan merasa NYAMAN berada dalam rumah dan tidak lagi berusaha
mencari jawaban-jawaban atas keraguan mereka diluar lingkungan keluarga.
·
Kematangan mental dan emosi yang pada akhirnya
mereka siap untuk mengaktualisasikan (mewujudkan) peran mereka dalam
berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
v
MENGELOLA
·
Kebanyakan orangtua sekarang lebih mampu mengelola
anaknya ketimbang mengasuh atau mendidiknya.
·
Mengelola adalah kegiatan yang dilakukan dengan
pikiran logis, contohnya menyelesaikan pekerjaan rumah, mengikutkan anak les
pelajaran/dsb, mengingatkan anak untuk makan, mandi dan tidur.
·
·
Orangtua memperlakukan anak-anak seperti
karyawan di kantor yang perlu dikontrol dan diawasi dengan seperangkat aturan.
v
MENGASUH
·
Mengasuh
merupakan kegiatan yang menggunakan pikiran dan perasaan, seperti
memberi pelukan, pujian dan menyemangati ketika anak-anak tertekan, memberikan
kehangatan untuk menentramkan mereka dan memberikan mereka waktu berkualitas.
·
Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah
mengetahui siapa mereka dan membantunya menjadi seperti apa yang ada dalam
dirinya.
·
Bukan menjadikan mereka seperti apa yang
kita inginkan.
v
MENGELOLA vs MENGASUH
·
Analogi yang paling buruk tentang pengasuhan
anak adalah yang mengibaratkan anak seperti gumpalan tanah liat dan orangtua
adalah pematungnya.
·
Hal ini menggambarkan bahwa anak berada dalam
pihak yang pasif dan tak berdaya sama sekali.
·
Anak diposisikan tidak memberikan kontribusi
dalam proses tumbuh kembangnya.
·
Hal ini pada akhirnya gagal dan sangat merugikan
perkembangan anak itu sendiri
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar