Selamat datang di duniaku

Kamis, 29 Desember 2011

ISU-ISU KONTEMPORER


ISU-ISU KONTEMPORER
A. ISLAM DAN GLOBALISASI
            Dewasa ini peradaban dunia secara keseluruhan berada dalam tatanan global yang secara mendasar ditopang oleh perkembangan teknologi komunikasi. Transportasi dan informasi. Semuanya ini  membuat dunia semakin global dan sempit karena mudahnya dijangkau. Di sisi lain abad ini disebut sebagai pasca modern,suatu keadaan yang dapat dipandang sangat demokratis. Disebut demokratis karena abad ini memberikan kesempatan terhadap semua untuk “berbicara” membangun suatu peradaban semesta, inilah fenomena “globalisasi”, yang secara sederhana dipahami sebagai suatu proses pengintregasian budaya, politik, ekonomi, dan informasi nasional bangsa-bangsa ke rung lingkup dan tatanan baru sistem jaringan duunia (global).
            Meskipun tidak dijelaskan secara eksplisit pernyataan bahwa globalisasi mempunyai implikasi atau bahkan dampak atas berbagai bangsa, tampakmya didasarkan pada dua asumsi,pertama, sekurang-kurangnya sampai taraf tertentu, pelaku atau subjek globalisasi adalah negara-negara industri maju, Dengan kata lain, globalisasi sampai tertentu merupakan kepanjangan tangan (extension) kepetingan neagra industri maju. Kedua, kekhawatiran, kecemasan atau bahkan ketakutan akan pengaruh atau dampak terutama yang bersifat negatif dari globalisasi.
1. Trend Pergaulan Global
            Secara umum pergaulan global yangterjadi saat ini dan yang akan datang dapat dirumuskan ciri-cirinya berikut:
1)      Terjadinya pergeseran konflik ideologi dan politik kearah persaingan perdagangan, investasi, dan informasi, dari keseimbangan kekuatan ke arah keseimbangan kepentingan.
2)      Hubungan antara negara secara struktural berubah ketergantungan, hubungan yang bersifat primordial berubah menjadi sifat tergantung kepada posisi tawar menawar.
3)      Batas-batas geografis hampir kehilangan arti kemampuannya memanfaatkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.
4)      Persaiangan antar negara sangat diwarnai dengan perang penguasaan teknologi tinggi, setiap negara terpaksa menyediakan dana yang besar bagi penelitian dan pengembangan.
5)      Terciptanya budaya dunia yang cenderung mekanistik, efisien, tidak menghargai nilai dan norma yang secara ekonomidianggap tidak efisien.


2. Dampak Negatif Pergaulan Global
Efek-efek dari pergaulan global adalah :
1)   Pemiskian nilai spiritual
2)   Kejatuhan manusia dari makhluk spiritual menjadi makhluk material, yang menyebabkan nafsu hawaniyyah menjadi pemandu kehidupan manusia.
3)   Peran agama digeser menjadi urusan akhirat sedang urusan agama menjadi wewenang sain (sekularistik).
4)   Tuhan hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan, tetapi tidak hadir dalam perilaku dan tindakan.
5)   Gabungan ikatan primordial dengan sistem politik modern melhirkan nepotisme, birokratisme, dan otoriterisme.
6)   Individualistik.
7)   Terjadinya frustasi eksistensial, dengan ciri, pertama, hasrat berlebihan ingin berkuasa, bersenang-senang untuk berkuasa, mencari kenikmatan,yang biasanya tercermin dalam perilaku yang berlebihan untuk mengumpulkan uang, untuk bekerja, dan kenikmatan seksual, kedua, kehampaan eksistensial berupa perasaan serba hampa, hidupnya tidak bermakna, ketiga, neuroses noogenik; perasaan hidup.
3. Kiprah Islam di Era Globalisasi
            Globalisasi adalah hal yang tidak dapat dihindari dan memang tidak perlu untuk dihindari. Permasalahannya adalah bagaimana menampilkan dalam kancah global tersebut. Agar islam dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat global, maka islam diharapkan tampil dengan nuansa sebagai berikut:
      Pertama, menampilkan islam yang lebih ramah dan sejuk, sekaligus menjadi pelipur lara bagi kegerahan hidup manusia modern. Tawaran ini menharuskan umat islam menghayati nilai-nilai unversal yang di ajarkan islam dan teologi inklusif yang diprankan Nabi Muhammad S.A.W. di samping itu, tawaran ini menghapus kehampaan spiritual dan kekosongan sebagai gaya hidup Fir’aun akibat hiruk pikuk kehidupan global yang hedonistik dan materialistik.
      Kedua, islam yang toleran terhadap manusia secara keseluruhan agama apapuun yang diaturnya. Sebab islam adalah rahmatan lil’alamin, mendatangkan kebaikan dan kedamaian untuk semua. Dengan sikap ini, Islam mengakui tentang pluralisme, baik kberagaman pendapat,etnis, pemahaman, dan agama.
      Ketiga, menampilkan visi islam yang dinamis, kreatif dan inofatif, sehingga bisa membebaskan umat Islam dari belenggu-belenggu dan penjara taqlid, status quo, menyukai kemapanan dan alergi terhadap pembaruan,harus ditinggalkan. Karena sikap-sikap tersebut menyebabkan kreatifitasnya sebagai manusia menjadi hilang.
      Keempat,menampilkan Islam yang bisa mengembangkan etos kerja, etos politik, etos ekonomi, etos ilmu pengetahuan, dan etos pembangunan karena sepanjang negara kelima etos itulah yang dapat endatangkan kejayaan umat Islam.
      Kelima, menampilkan revivelitas Islam, dalam bentuk intensifikasinkeislaman lebih berorientasi “kedalam” yakni membangn kesalehan intristik dan esoteris, daripada intensifikasi diarahkan “ke luar”, yang lebih ekstrinsik dan eksoteris, yakni sekedar kesalehan formalitas.
Dari analisis diatas , dapat ditarik kesilmpulan bahwa peran islam di era globalisasi perlu diarahkan paada peningkatan daya jawabanya terhadap problema kehidupan kontemporer, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran Al-qur’an dan As-sunnah. Salah satu uapaya ke arah itu adalah umat Islam harus mampu mengambil nilai positif dari kemodernan dan tetap memberi apresiasi yang wajar terhadap khasanah intelektual Islam klasik sesuai dengan kebutuhan. Sehingga jargon “al-islam sholihun li kuli zaman wa makan ”  dapat di transformasikan sesuai dengan kenyataan empirikoleh umat Islam, kini dan yang akan datang.
B. MODERNISME DALAM ISLAM
1. Pengertian dan Latar Belakang Modernisasi Islam
     Kata-kata” modern”, “modernitas”, “modernisasi”, seperti kata lainnya yang berasal dari barat, telah dipakai dalam bahasa indonesia, kata modern bisa diartikan sebagai yang terbaru, mutakhir.
     Dalam masyarakat Barat “modernisme” mengandung arti pikiran, aliran, gerakan , dan usaha-usaha untuk mengubah paham-paham, adat-istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainnya, agar semua agar semua itu sesuai dengan pendapat-pendapat dan keadaan-keadaan baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
     Zaman modern barat dimulai sejak abad ke-17 tersebut merupakan awal kemenangan supremasi rasionalisme, empirisme, positivisme dan dogmatisme agama. Kenytaan ini dapat dipahami karena abad modern barat ditandai dengan adanya pemisahan antara iilmu pengetahuan dan filsafat dari pengaru agama. Pemanduan antara rasionalisme, empirisme dan positivisme dalam satu paket epitemologi melahirkan apa yang disebut metode ilmiah.dalam metode ini kebenaran sesuatu hanya diperhitungkan dari bentuk fisiologis lahiriyah yang sangat bersifat keinderawian dan kebendaan. Dengan wataknya tersebut sudah dapat dipastikan bahwa segala pengetahuan yang berada diluar jangkuan indera dan rasio serta pengujian ilmiah ditolaknya, termasuk memandandidalamnya pengetahuan yang bersumber dari agama.
     Karakteristik masyarakat dan budaya modern yang berkembang di bangsa barat yang didominasi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, yang keduanya berinduk dari filsafat rasional , dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.    Barat memandang manusia seacara dinamis, yaitu untuk meneliti, mengolah, memanfaatkan, dan bahkan mengeksploitasi alam bagi kemajuan hidupnya.
2.    Pola pikir manusia modern Barat mengakui hukum alam yang mekanistik perlu ikaji dan dimanfaatkan bagi pengembangan  cara berpikir dan ilmu pengetahuan.
3.    Filsafat baru menggerakkan manusia untuk mengkaji rahasia-rahasia hukum alam untuk memanfaatkan bagi kemjuan hidup manusia.
      Jadi masyarakat dengan kebudayaan modern adalah masyarakat yang dinamis atas dasar pemikiran ilmiah yang rasional yakni masyarakat yang menghargai dan mengedepankan wawasan pemikiran yang ilmiah rasional, yaitu pola budaya yang progresif dan dinamis, yang selalu berkembang dan berubah, tidak terikat pada tradisi masa lampau.
      Dalam Islam modernisasi berarti upaya yang sungguh-sungguh untuk melaukukan re-interpretasi terhadap pemahaman, pikiran dan pendapat tentang keislaman yang dilakukan oeh pemikir terdahulu untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman.
      Gerakan modernisasi dalam Islam timbulsebagai respon terhadap sebagai keterbelakangan yang dialami oleh umat Islam, seperti keterbelakangan dalam bidang ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan sebagainya.dalam hubungan dengan ini maka terdapat sejumlah diagnosa penyebab kemunduran umat Islam, yang diuraikan sebagai berikut:
1.      Umat Islam mundur dikarenakan telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran yang datang dari luar islam.
2.      Umat Islam mundur karena sebab poltisi yaitu peperangan sesama umat islam untuk memperebutkan kekuasaan, mempercayakan pimpinan umat pada orang yang tidak kompeten  dan tidak dapat dipercaya, mengabaikan masalah, pertahanan militer dan intervensi kekuatan asing.
3.      Umat Islam mundur karena lemahnya persaudaraan islam.
4.      Umat islam mundur karena masuknya berbagai macam bid’ah kedalam islam, Bid’ah ini yang membuat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar